PDM Kota Cirebon - Persyarikatan Muhammadiyah

 PDM Kota Cirebon
.: Home > Berita > Pengajian Qabla Ramadhan 1437 H Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Cirebon

Homepage

Pengajian Qabla Ramadhan 1437 H Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Cirebon

Senin, 06-06-2016
Dibaca: 1588

Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dr. H. Abdul Mu'ti, M.Ed bersama dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Cirebon

 

CIREBON (Sang Surya) – Pengajian Qobla Ramadhan 1437 H Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Cirebon oleh Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed di Kampus Akademi Kebidananan Muhammadiyah Cirebon, Sabtu (04/06). Hadir dalam acara tersebut Wakil Sekretaris PWM Jabar Drs. H. Kosasih Natawijaya, M.PdI, Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno, segenap pimpinan dan seluruh anggota Muhammadiyah beserta organisasi otonom.

Marilah kita sambut ramadhan tahun ini dengan penuh suka cita, Allah membukakan pintu rahmat satu bulan penuh maka ini adalah golden opportunity, ini adalah very important moment  yang tidak boleh kita lewatkan begitu saja.

Sekjen PP Muhammadiyah menjelaskan karena puasa juga telah diwajibkan atas umat sebelumnya, maka tidak ada alasan bagi kita untuk keberatan menjalankannya. Ini adalah hal yang biasa jangan terlalu merasa terbebani dalam menjalankannya.

Puasa itu menurutnya adalah ibadah tarbiyah, ibadah pendidikan, mengandung makna madrosatun lit taqwa untuk menjadikan hamba hamba Allah yang bertaqwa.

Ramadhan juga disebut dengan nama sahru siyam bagi yang puasa, sharu tarawih. Ramadhan juga dinamakan sahru shodaqoh.

Shodaqoh yang disarankan adalah memberi makan minum kepada orang yang berpuasa. Shodaqoh dalam pengertian ini memperbanyak shodaqoh. Saving for caring, bisa dilakukan dalam bulan Ramadhan bukan sebaliknya.

“Ramadhan biasanya justru menjadikan umat Islam konsumtif bukannya efisien. Seharusnya Ramadhan menjadikan umat Islam bisa berhemat. Ramadhan dinamakan sahru ukhuwah, bulan untuk mempererat ukhuwah. Misalnya, buka puasa bersama dan bagi keluarga makan sahur merupakan ukhuwah,” Jelas Abdul Mu’ti.

Puasa juga, lanjut Abdul Mu’ti dianggap menjadi bagian kritik sosial. Peningkatan solidaritas sosial di bulan Ramadhan harus ditata dengan tujuan menolong sesama, jangan dijadikan anak-anak miskin sebagai objek sosial. 

Kalau ada orang yang mengajak berbuat jahat maka katakanlah saya sedang berpuasa saya tidak perlu melayani orang bodoh itu, jadi kita harus selalu sabar  seperti akronim buah markisa yaitu mari kita sabar, buah strawberi selalu instropeksi belajar rendah hati, buah salak yaitu selalu baik dalam bertindak, buah jeruk artinya janganlah berbuat buruk, buah pisang yaitu pantang iri sombong dan angkuh, buah anggur akronim dari ayo gemar bersyukur, buah melon banyak menolong orang lain, buah tomat yaitu tobat sebelum kiamat. (AF)


Tags:
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori:



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website